Blog ini, isinya tentang kisah temanku, Putri Rindu Kinasih, juga tentang aku. Tentang pengalaman kami, tentang keseruan kami, bego-begonya kami; semuanya deh! Ini kenapa aku yang nulis karena kami sudah seakrab Dr. Watson dan Sherlock Holmes. Dan... karena Putri malas nulis blog. Finally, silahkan selamat mengikuti cerita kami :')

April 12, 2013

Dongguk Hiking Day: Bookhansan Mountain (‾⌣‾"٥)


Zelamatthh... malam... dunia.
Gila, akhirnya aku sama Putri sampai juga ke dorm, dalam keadaan utuh.
Hari kami ikut acara tahunan Dongguk, Dongguk Annual Hiking Day. Mengutip penjelasan dari PIC International Dongguk, "This event is to commemorate the 'Revolution of April 19' which is democracy revolution acted by Korean students. We call it 'April 19th Dongguk Climbing Event'. (Even though it is on April 12 for this year ;))"

So, walaupun kami berdua bukan tipe-tipe nature girl, yang terobesi dengan nature calling, juga buka penakhluk gunung-gunung terjal, tapi kami berdua sepakat untuk tetap ikutan nanjak. Alasannya sederhana. Acara naik gunung ini adalah acara tahunan, which means nanjak bareng gini baru ada lagi tahun depan. Jadi, kapan lagi nanjak gunung rame-rame bersama 3000 mahasiswa Dongguk?

si Putri eksis sama Giedre (Lithuania) sebelum masuk ke medan perang ^^

Nah, kami para international student dan juga segenap keluarga Dongguk Univ. baik siswa maupun dosen, kumpul di Suyu Station line 4, pukul 09.00. Dari sana kami naik bis kota beramai-ramai. Jadi, tentu saja tripnya itu pure murni bugjet sendiri-sendiri. Pihak universitas nggak menyediakan bis Hiba Utama, atau Kramat Jati gitu. Yup! Itulah bedanya Korea Selatan dan Jakarta, kalau hal yang sama diberlakukan di Jakarta, mungkin ada grup yang sampainya jam 10 pagi, ada yang sampainya jam 1 siang, bahkan mungkin ada yang sampainya besok...


Setibanya di area, siswa pada kumpul berdasarkan jurusan atau klub
Setelah semua siswa nemu grup-grupnya masing-masing, langsung deh pendakian di mulai.
Awalnya sih, si Putri dan kawab-kawan lain dengan gagah perkasa jalan, beriringan dalam kelompok, sambil sesekali bersenandung... bersenda gurau...
Tapi begitu sampai di site penanjakan, mulailah grup kami terpecah-belah. Para siswa dari Eropa yang memang kakinya panjang-panjang dan energinya banyaaaaak, langsung melesaaaaaat.... wuisss tahu-tahu udah nggak kelihatan.
Sementara Putri, aku dan beberapa kawan lain akhirnya membentuk alienasi kecil. Isinya pendaki-pendaki yang yaaaah... mendaki dengan determinasi tetapi nggak terobsesi.

Aku sama Putri nggak habis pikir, itu kok siswa-siswa Eropa bisa se-enerjik itu ya... ƪ(‾ε‾“)ʃ
Malah, yang ada siswa dari Ceko, pas mendaki malah lompat-lompat... Sampai-sampai dia kami panggil Santoki. Santoki itu, artinya mountain bunny.. ada lagunya lho.

산토끼 토끼야

어디를 가느냐

깡충깡충 뛰면서

어디를 가느냐

San-toki, toki-ya
Eodireul gahneunyah?
Kkangchoong, kkangchoong dimyeonseo
Eodireul gahneunyah?

Mountain bunny, bunny
Where are you going?
Bouncing, bouncing as you're running.
Where are you going

kika: Jan Kubica (Ceko), dan si Santoki

Nah, itu bisa dilihat dari foto di atas. Pas kita lagi sibuk memperhatikan jalan tiba-tiba si Santoki lompat... syiiiiuut! Ke sungai. Of course semua orang langsung nanya, "what are you doing?"
Jawabnya kok ya, "nothing, I just saw a squirrel!"
Pas dengar jawabannya, aku dan Putri saling berpandangan. Kami berdua mbatin,"owalah mass..."
Anyway, akhirnya setelah tertinggal cukup jauh, both Putri and I, akhirnya bisa sampai ke puncak. Fiuuuuh... (˘_˘٥)


Setelah pendakian yang serasa tak berujung, akhirnya kami tiba dengan nomor 1500an lah..


Para berbaris siswa menyambut siswa lain yang berhasil sampai ke puncak

Begitu sampai di puncak, aku perhatikan si Putri mukanya terharu. Hahaha... Ternyata, dia terharu melihat para siswa yang berjejer menyambut kedatangan teman-teman mereka.
So sweet... (ˆ▿ˆʃƪ)
Aku juga sempat kaget ini ada apa, kok ribut-ribut? Ternyata mereka cheering buat teman-teman mereka yang sampai ke puncak.

However, menjadi peserta yang tiba nomor seribu lima ratusan ada enak, ada nggak enaknya sih. Enaknya tempo pendakian-nya kan disesuaikan dengan faktor fisiologis, jadi kami nggak nyesel. Nah, nggak enaknya aku sama Putri cuma punya waktu sekita 20 menitan untuk take a rest di puncak.
Begitu sampai, kami langsung ngaso, dan makan.. habis itu nggak pakai ngobrol-ngobrol mesra, ketua International Student langsung menghimbau untuk turun.
Jadilah, aku sama Putri makannya cepat-cepat.

salah satu scenery di sepanjang site pendakian

Foto di atas batuan sungai super lebaaaar. kika: Maureen, Putri, Giedre, Pjotra

Untungnyaaaaaaaa...
Di mana-mana yang namanya track turun itu pastinya lebih manusiawi. Jalanannya nggak terjal, cukup datar untuk dilalui. Jadinya selama perjalanan pulang inilah kami berdua baru bisa berkicau, "wow... wow" menikmati pemandangan di sekitar kami.


Tuh, di foto atas mukanya Putri kelihatan banget bangganya. Putri show of banget bisa keep up sama tempo jalannya Santoki ssi dan kawan lainnya.



Di sepanjang track turun, beberapa kali kami melewati kuil, which is so normal sih. Ini salah satu kuil yang kami lewati. Aku sengaja post yang ini karena ini kuil yang paling berwarna, dibanding kuil kuil lain yang kami lewati.


Daaaaan... akhirnya, tibalah kami di penghujung acara.
Kami selamat turun gunung, dan akhirnya bergegas pulang ke dorm. Sepanjang perjalanan pulang, semua muka anggota rombongan yang kembali ke dorm sudah lipat-lipat nggak karuan. Makanya, kami semua ingin cepat-cepat nggeletak...

Eits, sebelum aku undur diri, ada satu lagi bonus buat kalian semua:


Yeah, dear... Cherry blossoms are finally blooming!

Spring is almost here. ƪ(ˆ▽ˆ)ʃ

Kalau gitu cerita hari ini berakhir sampai di sini dulu.

Ciao,

Temannya Putri

No comments:

Post a Comment